Menjelang pameran launching Kersan Art Studio...digelarlah sebuah selamatan sederhana lengkap dengan tumpeng dan untaian doa yang dipajatkan demi sukses dan lancarnya acara pameran dan berdirinya KERSAN ART STUDIO - sebuah kantung seni baru di Yogyakarta....amien
Kersan Art Studio datang ke dunia seni dan pecinta seni, menjadi tempat apresiasi alternative dari sebuah dusun bernama Kersan terletak di selatan Yogyakarta. KAS (kersan art studio) menawarkan berbagai program: mulai dari pameran seni rupa dan pertunjukan, acara untuk perorangan dan kelompok, proyek pelajar dan mahasiswa seni, internasional dan nasional residencies dalam waktu tertentu. Konsep Kersan Art Studio adalah menjadi ruang terbuka untuk seni, kehidupan dan pendidikan. Program-program residen disertai dengan kegiatan-kegiatan seperti workshop dan perbincangan, yang bertujuan untuk memperkenalkan ke masyarakat umum, seniman nasional dan internasional.
“Honest saja intinya pameran buat pamer lah?” kata anak saya pada suatu hari. Lebih lanjut ia berkata .”I mean ..yah pamer artwork lah , pamer tulisan lah atau ideas, pamer tempatnya, pamer face lah, pamer buku or katalok, pamer pictures bareng, ngak sampai situ tapi terus di pamerin lagi di internet” lanjutnya dengan aksen aneh Singlish. “Kesimpulannya mom.. yah pamer..show off lah..exhibitionist lah…“. Sambil pergi dengan wajah polos seriusnya. Ku Cuma diam dalam gaung gema kalimat terakhirnya. Bisa jadi dia benar. Tipis sekali batas antara exhibition (pameran, pertunjukan) dan exhibition(ist) (orang yang suka memperlihatkan kecakapan) “pamer” secara mata perupa -Artist- Apalagi jika dihubungkan dengan istilah eksibisionis dalam kehidupan kita. Setiap orang butuh perhatian (dan ingin memperhatikan orang lain) kadang kala pamer berkonotasi negatif dan hubungannya menjadi narsisisme. secara vulgar berlebihan. Dalam pendekatan penjelasan -Salah satu usaha dari tingkah laku untuk menarik perhatian dirinya- makna disini dalam bahasa senirupa Eksibisionis itu seperti ‘’Gangguan jiwa’’ ketika sang seniman perupa mempertontonkan karyanya ke orang lain dan mendapatkan kepuasan dari melihat ekspresi wajah orang yang melihatnya. Perupa akan makin senang kalau pengunjung menunjukan ekspresi senang,atau ketakutan dan memiliki rasa keterpesonaan melihat karya tersebut, Tentu istilah diatas sangat jauh dari yang sebenarnya. Respon setiap orang dengan istilah kata tersebut akan berbeda sesuai dengan konteks kehidupannya. Biarkan saja, Sepanjang tak merugikan orang lain, lakukan istilah tersebut dengan nyaman. Jadi intinya semua perupa adalah exhibionist dan narcist...
Salam ber -Exhibitionist Lenny Ratnasari Weichert Regina Hill, Singapore 22. January 2009
Terima Kasih
Kersan art studio mengucapkan terima kasih untuk seniman perempuan yang ikut serta dalam pameran "Exhibionist". Ucapan Terima kasih ditujukan pula untuk ‘‘BALA KAS‘‘ Kersan Art Studio untuk waktu dan semangat serta kesabarannya, untuk semua teman-teman dan pecinta seni yang aktif mendukung kami dengan materi, nasihat dan akhirnya kepada Kampoeng Kersan yang telah memberikan suasana yang unik dan indah untuk tempat berkesenian serta masyarakat. Tanpa mengurangi rasa hormat Kersan Art Studio mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya kepada; Michael Weichert Yayuk dan Ugo Untoro Ade Tanesia dan Samuel Indratma Ope Wardany Butet Kertaradjasa Jumaldi Alfi Nyoman Masriadi Agus Bakul S. Teddy D Edo Pilu Yuswantoro Adi Bambang Heras Heri Pemad Handra Halim Antares dan Sherlyna Doman Nana Tedja Abdi Setiawan Kru MDTL Pendukung acara: JOGJAMMING IMAJI BAND KOPIMOKASASTRA JATHILAN KONTEMPORER SHEILA BAND BROWNBRANDY LADY ROCKER & GEMINI BAND PANTOMIME by COPET Untuk partisipasi dan dukungannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar